Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu)
Sapi atau lembu adalah hewan ternak anggota suku (Bovidae dan anak suku Bovinae). Sapi di pelihara terutama untuk di manfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan, Seperti kulit, jeroan, dan tanduknya juga di manfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, Sapi juga dipakai sebagai alat transortasi, Pengolahan lahan tanam (Bajak), Dan alat industri lainya, Seperti peremas tebu. Karena banyak keguaanya, Sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama.
Kebanyakan sapi ternak (Lembu potong) merupakan keturunan dari jenis liar yang di kenal sebagai (Auerochse atau Urochse) Yang di baca auerokse bahasa jerman berarti sapi kuno, Nama ilmiah (Bos primigenius) Yang telah punah di Eropa sejak tahun 1627. Namun demikian terdapat beberapa spesies sapi liar yang keturunanya disomestikasi, Termasuk sapi bali yang juga di ternakkan di indonesia.
Sejarah Singkat
Sapi-sapi sekarang ini berasal dari (Homacodontidae) yang di temuai pada babak (Palaeoceen). Jenis-jemis primitifnya di temukan pada babak (Plioceen) Di negara India. Dan sapi bali yang banyak dijadikan komoditi daging/sapi potong pada awalnya di kembangkan di bali, Dan kemudian menyebar ke beberapa wilayah Yaitu : Nusa Tenggara Barat (NTB) Sulawesi.
Sentra Peternakan
Sapi bali, Sapi Ongole, Sapi PO, (Peranakan Ongole) Dan sapi madura, Banyak terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi. Sapi jenis Aberdeen angus banyak terdapat di (Skotlandia). Dan Sapi Simental banyak terdapat di negara Swiss, Dan sapi Brahman berasal dari India dan banyak di kembangkan di Amerika.
Jenis
Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di indonesia dan sapi yang Impor. Dari Jenis-jenis sapi tersebut Masing-masing mempunyai Sifat-sifat yang khas. Baik di tinjau dari bentuk luarnya (Ukuran tubuh dan Warna bulu) Maupun dari genetiknya (Laju pertumbuhan).
Sapi-sapi Indonesia yang di jadikan sumbre daging adalah sapi Bali, Sapi Ongole, Sapi PO, (Peternakan Ongole) Dan sapi Madura. Selain itu juga sapi aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Pinang). Dari populasi sapi potong yang ada yang penyebaranya dianggap merata Masing-masing adalah : Sapi Bali, Sapi PO, Madura, Dan Brahman.
Sapi Bali berat badan mencapai (300 - 400 kg) Dan persentase karkasnya 56,9%, Sapi Aberdeen angus (Skotlandia) bulu berwarna hitam, Tidak bertanduk, Bentuk tubuh rata seperti papan, Dan dagingnya padat, Berat badan umur 1,5 tahun dapat mencapai (6,50 kg) Sehingga lebih cocok untuk di pelihara sebagai sapi Potong. Sapi Simental (Swiss) Bertanduk kecil, Bulu berarna coklat muda Atau Kekuning-kuningan. Dan pada bagian muka, Lutut kebawah dan jenis gelambir, Ujung ekor berwarna putih.
Seperti halnya sapi Brahman (Dari India) banyak di kembangkan di Amerika. Persentase karkasnya (45%). Keistimewaan sapi tersebut tidak terlalu selektif terhadap pakan yang di berikan. Jenis pakan, (Rumput dan pakan tambahan) Apapun yang akan di makanya, Termasuk pakan yang jelek sekalipun.Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan di terik matahari (Panas).
Manfaat
Pemeliharaan sapi potong sangat menguntungkan, Karena tidak hanya menghasilkan daging dan susu, Juga menghasilkan pupuk kandang dan juga sebagai tenaga kerja petani. Sapi-sapi juga dapat di pergunakan sebagai menarik gerobak, Kotoran sapi juga mempunyai nilai Ekonomis, Karena termasuk pupuk organik yang di butuhkan oleh semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi dapat menjadi sumber hara yang dapat memperbaiki Struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur. Semua organ tubuh sapi dapat di manfaatkan antara lain sebagai berikut :
1. Kulit : Sebagai bahan industri Tas, Sepatu, Ikat pinggang, Topi, Jaket, Dan sebagainya.
2. Tulang : Dapt diolah menjadi Bahan-bahan Perkat/Lem, Tepung tulang dan barang kerajinan.
3. Tanduk : Tanduk digunakan sebagai bahan kerajinan seperti : Sisir, Hiasan dinding dan masih banyak manfaat tanduk sapi bagi kepentingan manusia.
Persyaratan Lokasi
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah pada daerah yang letaknya cukup jauh dari permukiman penduduk, Tetapi mudah du capai oleh kendaraan, Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal (10 meter) Dan sinar matahari harus dapat menembus peralatan kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Dan pembuatanya dapat di lakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
Pedoman Teknis Budidaya
Penyiapan Sarana Dan Peralatan : Kandang dapat di buat dalam bentuk ganda atau tunggal, Tergantung dari jumlah sapi yang di miliki (Di ternak). Pada kandang tipe tunggal, Penempatan di lakukan pada satu baris atau satu jajaran, Sementara kandang yang bertipe ganda, penempatanya di lakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk Jalan.
Pembuatan kandang untuk tuuan penggemukan (Kereman) Yang biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang di pelihara hanya sedikit, Namun, Apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial. Dan ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.
Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih, Bertujuan untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit. Lantai tersebut di buat dari tanah yang padat atau semen, Dan mudah di bersihkan dari kotoran Sapi. Kemudian lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat. Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah di pakai harus di cuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, Seperti : creolin, lysol, Dan Bahan lainya.
Ukuran kandang yang di buat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah : (1,5 x 2 m) Atau (2,5 x 2 m) Sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah : (1,8 x 2 m) Dan untuk anak sapi cukup (1,5 x 1 m per ekor) dengan tinggi atas (+ 2 - 2,5 m) dari tanah. Temperatur di sekitar kandang (25 - 40 Derajat C) (Rata-rata 33 Derajat C) Dan kelembaban (75%). Lokasi pemeliharaan dapat di lakukan pada dataran rendah (100 - 500 m) Hingga dataran tinggi (> 500 m). Kandang untuk pemelihaaran sapi harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi konstruksi, Letak ukuran dan perlengkapan kandang.
Kontruksi Dan Letak Kandang
Kontruksi dan letak kandang sapi seperti rumah dari kayu, Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang di buat padat, Lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya, Dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Yang bermaksut adalah, Agar air tidak tamapak, Termasuk kencing.
1. Sapi mudah mengalir keluar lantai kandang tetap kering.
2. Bahan kontruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal.
3. Dari kayu yang kuat, Dan kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, Tetapi Agak.
4. Terbuka agar sirkulasi udara di dalam kandang lancar.
5. Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air munim yang bersih,
6. Air minum di berikan secara ad libitum, Yang artinya harus tersedia, dan tidak boleh kehabisan setiap saat.
7. Kandang harus terpisah dari rumah tempat tinggal dengan jarak minimal 10 meter.
8. Sinar matahari harus dapat menembus peralatan kandang, pembuatan kandang sapi dapat di lakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
Ukuran Kandang
Sebelum membuat kandang sebaiknya di perhitungkan terlebih dahulu jumlah sapi yang akan di pelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah : (1,5 x 2 m) Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m) dan untuk seeokor anak sapi cukup (1,5 x 1 m).
Perlengkapan Kandang
Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya di buat di luar kandang, Tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan di buat agak lebih tinggi agar pakan yang di berikan tidak di Injak-injak/Tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya di buat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.
Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur di dalamnya. Dan perlengkapan lain yang perlu di sediakan adalah : Sapu, Sikat, Sekop, Sabit, Dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang, Agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa di pakai untuk memandikan sapi.
Pembibitan
Persyaratan Ternak yang harus Di perhatikan Adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai tanda telinga.
2. Mantanya tampak cerah dan bersih.
3. Tidak terdapat Tanda-tanda sering butuh, Terganggu pernafasanya, dari hidung tidak keluar lendir.
4. Kukunya tidak terasa panas jika di raba.
5. Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.
6. Tidak terdapat adanya Tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.
7. Tidak ada Tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
8. Pusarnya bersih dan kering, Bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet masih berumur kurang lebih 2 hari.
Untuk menghasilkan daging, Pilihlah tipe sapi yang cocok, Yaitu jenis sapi bali, Sapi brahman, Sapi PO, Dan sapi yang cocok serta banyak di jumpai di daerah setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut :
1. Tubuh dalam, Besar, Berbentuk persegi empat/bola.
2. Kualitas dagingnya maksimum dan mudah di pasarkan.
3. Laju pertumbuhanya cepat.
4. efisiensi bahanya tinggi.
Pemeliharaan
Pemeliharaan sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan pengolaan kandang, Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah sebagai berikut :
1. Melindungi sapi dari hujan dan panas matahari.
2. Mempermudah perawatan dan pemantauan.
3. Menjaga keamanan dan kesehatan sapi.
Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga, Makin baik mutu dan jumlah pakan yang di berikan, Makin besar tenaga yang di timbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk Daging.
1. Sanitasi Dan Tindakan Preventif
Pada pemeliharaan secara intensif Sapi-sapi di kandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya. Sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasanya sulit di lakukan karena Sapi-sapi yang di pelihara di biarkan hidup Bebas.
2. Pemberian pakan
Pada umumnya setiap sapi membutuhkan makanan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, Sedang menyusui, Dan supaya tidak jenuh, memerlukan pakan yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitas. Pemberian pakan dapat di lakukan dengan 3 cara Yaitu : Penggembalaan (Pasture fattening), Kereman (dry lotfaatening) Dan kombinasi cara pertama dan yang kedua.
Penggembalaan di lakukan dengan melepas Sapi-sapi di padang rumput, yang biasnya di lakukan di daerah yang mempunyai tempat pengembalaan cukup luas. Juga memerlukan waktu sekitar (5 - 7 Jam per hari) Dengan cara ini maka tidak memerlukan ransum tambahan pakan penguat, Karena sapi telah memakan bermacam-macam jenis rumput.
Pakan dapat di berikan dengan cara di jatah/di suguhkan yang di kenal dengan istilah kereman. Sapi-sapi yang di kandangkan dan pakan di peroleh dari ladang, sawah dan tempat yang lainya. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badanya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa gaplek, ampas tahu, Yang di berikan denan cara dicampurkan dalam rumput di tempat pakan. Selain itu juga dapat di tambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini di kenal dengan istilah (Ransum).
Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaanya jenis hijauan di bagi menjadi 3 katagori, Yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah : Rumput-rumputan, Kacang-kacangan, (legu minosa) Dan tanaman hujau lainya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah : Rumput gajah, rumput raja, (King grass), daun turi, dan daun lamtoro.
Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja di keringkan dengan tujuan agar tahan di simpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah : jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, Dan sebagainya. Yang biasa di gunakan pada musim kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banayak mengandung serat kasar.
Hijauan segar dapat diawetkan menjadi silase, Secara singkat pembuatan silase tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut ini : Hijauan yang akan di buat silase di tutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hal dari proses inilah yang si sebut silase. Contoh silase yang telah Memasyarakat antara lain, silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dan silase yang lainnya.
3. Pemeliharaan Kandang
Kotoran di timbun pada tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+ 1 - 2 Minggu) Dan berubah menjadi pupuk kandang yang telah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (Agak terbuka) agar sirkulasi udara di dalam kandang berjalan lancar.
Air minum yang bersih haruslah tersedia di setiap saat, Dan tempat pakan dan minum sebainya di buat di luar kandang tetaapi masih di bawah atap. Tempat pakan di buat agak tinggi agar pakan di berikan tidak di Injak-injak atau bercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya di buat permanen berupa semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai. Sediakan juga peralatan untuk memandikan sapi tersebut.
Hama Dan Penyakit
1. Penyakit Antraks
Penyebab : Bacillus anthracis yang menular melalui kontak lansung, Makanan/minuman dan pernafasan.
Gejala Hama Penyakit Antraks :
1. Demam tinggi, Badan lemah dan gemetar,
2. Gangguan pernafasan.
3. Pembengkakan pada kelenjer dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul.
4. Kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina.
5. Kotoran ternak cair dan sering bercampur darah.
6. Limpa bengkak dan berwarna kehitaman.
Pengendalian : vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terimfeksi serta mengubur dan membakar Sapi yang mati.
2. Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) Atau Penyakit Apthae epizootica (AE).
Penyebab : Virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air dan benda lain yang tercemar kuman (AE).
Gejala :
1. Rongga mulut, Lidah, Dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening.
2. Demam atau panas, Suhu badan menurun draktis.
3. Nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali.
4. Air liur keluar berlebihan.
Pengendalian : Vakninasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.
3. Penyakit Ngorok/Mendekur Atau Penyakit (Septichaema epizootica) SE.
Penyebab : Bakter Pastyrella multocida. Penularanya melalui makanan dan minuman yang tercemar bekteri.
Gejala :
1. Kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, Berwarna merah dan kebiruan.
2. Leher, anus, dan vulva membengkak.
3. Paru-paru meradang selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua.
4. Demam dan sulit bernafas sehingga persis orang ngorok, Dalam keadaan yang sangat parah, Sapi akan mati dalam waktu antara (12 - 36 Jam).
Pengendalian : Vaksinasi anti SE dan di beri antobiotika atau sulva.
4. Penyakit Radang Kuku ATau Kuku Busuk (Foot rot).
Penyakit ini menyerang sapi yang di pelihara daam kandang yang basah dan kotor.
Gejala :
1. Mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh.
2. Kulit kuku mengelupas.
3. Tumbuh benjol yang menimbulkan rasa sakit.
4. Sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.
Pengendalian : Pengendalian penyakit sapi yang paling baik menjaga kesehatan sapi dengan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kebersihan kandang sapi serta peralatanya, Termasuk memandikan sapi tersebut.
2. Sapi yang sakit di pisakan dengan sapi yang sehat dan segera di lakukan pengobatan.
3. Mengusahakan lantai kandang selalu kering.
4. Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan di lakukan vaksinasi sesuai petunjuk.
Panen
1 Hasil Utama : Hasil utama dari budidaya sapi potong adalah dagingnya.
2. Hasil tambahan : Selain daging yang menjadi hasil budidaya, Kulit dan kotoranya juga sebagai hasil tambahan dari budidaya sapi potong.
Pasca Panen
1. Stoving : Ada beberapa prinsip teknis yang harus di perhatikan dalam pemotongan sapi agar diperoleh hasil pemotongan yang baik, Yaitu :
1. Ternak sapi harus di istirahatkan sebelum pemotongan.
2. Ternak sapi harus bersih, Bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat mencemari daging.
3. Pemotongan ternak haruslah di lakukan secepat mungkin, Dan rasa sakit yang di derita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara tuntas.
4. Semua proses yang di lakukan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis (Mikroorganisme) pencemar seminimal mungkin.
Pengulitan
Pengulitan pada sapi yang telah di sembelih dapat di lakukan dengan menggunakan pisau tumpul atau kikir agar kulit idak rusak, Kulit sapi dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yang menempel, Jika telah bersih, Dengan alat perentang yang di buat dari kayu, Kulit sapi di jemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam posisi sudut 45 derajat.
Pengeluaran Jaroan
Setelah sapi di kuliti, Isi perut (visceral) atau yang sering di sebut dengan jeroan di keluarkan dengan cara menyayat karkas (Daging) pada bagian perut sapi.
Pemotongan Karkas
Akhir dari suatu peternakan sapi potong adalah : Menghasilkan Karkas berkualitas dan berkuantitas tinggi sehingga recahan daging yang dapat di komsumsipun tinggi. Seekor ternak sapi dianggap baik apabila dapat menghasilkan karkas sebesar (59%) dari bobot tubuh sapi tersebut dan akhirnya akan di peroleh (46, 50%) recahan daging yang dapat di komsumsi sehingga dapat di katakan bahwa dari seekor sapi yang di potong tidak akan seluruhnya menjadi karkas, Dan dari seluruh karkas tidak akan seluruhnya menghasilkan daging yang dapat di komsumsi manusia. Oleh karena itu, Untuk menduga hasil karkas dan daging yang akan diperoleh, Dilakukan penilaian Terlebih dahulu sebelum ternak sapi potong. Di negara maju terdapat Spesifikasi untuk pengkelasan (Grading) terhadap steer, heifer, dan cow yang akan di potong.
Karkas di belah menjadi 2 bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri, Dan karkas tubuh bagian kanan. Karkas di potong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha, belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging, lemak, tulang dan tendon. Pemotongan karkas harus mendapat penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi rusak, Terutama kualitas dan (hygienitasnya) Sebab kondisi karkas di pengaruhi oleh peran (Mikroorganisme) selama proses pemotongan dan pengeluaran jeroan.
Daging dari karkas mempunyai beberapa golongan kualitas kelas sesuai dengan lokasinya pada rangka tubuh. Daging kualitas pertama adalah daging di daerah paha (round) kurang lebih (20%), Dan yang nomor 2 adalah daging di daerah pinggang (loin) kurang lebih (17%), terus nomor yang ke 3 adalah daging pada daerah punggung dan tulang rusuk (rib) kurang lebih (9%) Yang ke 4 adalah daging pada daerah bahu (chuck) lebih kurang (26%) Dan yang ke 5 adalah daging pada daerah dada (brisk) lebih kurang (5%), Terus yang ke 6 daging pada daerah perut (frank) lebih kurang (4%), Dan yang ke 7 adalah daging pada daerah rusuk bagian bawah sampai perut bagian bawah (Palte dan suet) lebih kurang (11%), Dan yang ke 8 adalah daging pada bagian kaki depan (foreshank) Lebih kurang (2,1%) Persentase Bagian-bagian dari karkas tersebut di hitung dari berat karkas (100%).
Persentase recahan karkas di hitung sebagai berikut : Persentase recahan karkas = Jumlah berat recahan/berat karkas x 100%. Istilah untuk sisa karkas yang dapat di makan tersebut (edible offal), Sedangkan yang tidak dapat di makan di sebut (inedible offal) Misalnya, tanduk, bulu, saluran kemih, dan bagian lain yang tidak dapat di makan.
Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda
Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu)
Kebanyakan sapi ternak (Lembu potong) merupakan keturunan dari jenis liar yang di kenal sebagai (Auerochse atau Urochse) Yang di baca auerokse bahasa jerman berarti sapi kuno, Nama ilmiah (Bos primigenius) Yang telah punah di Eropa sejak tahun 1627. Namun demikian terdapat beberapa spesies sapi liar yang keturunanya disomestikasi, Termasuk sapi bali yang juga di ternakkan di indonesia.
Sejarah Singkat
Sapi-sapi sekarang ini berasal dari (Homacodontidae) yang di temuai pada babak (Palaeoceen). Jenis-jemis primitifnya di temukan pada babak (Plioceen) Di negara India. Dan sapi bali yang banyak dijadikan komoditi daging/sapi potong pada awalnya di kembangkan di bali, Dan kemudian menyebar ke beberapa wilayah Yaitu : Nusa Tenggara Barat (NTB) Sulawesi.
Sentra Peternakan
Sapi bali, Sapi Ongole, Sapi PO, (Peranakan Ongole) Dan sapi madura, Banyak terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi. Sapi jenis Aberdeen angus banyak terdapat di (Skotlandia). Dan Sapi Simental banyak terdapat di negara Swiss, Dan sapi Brahman berasal dari India dan banyak di kembangkan di Amerika.
Jenis
Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di indonesia dan sapi yang Impor. Dari Jenis-jenis sapi tersebut Masing-masing mempunyai Sifat-sifat yang khas. Baik di tinjau dari bentuk luarnya (Ukuran tubuh dan Warna bulu) Maupun dari genetiknya (Laju pertumbuhan).
Sapi-sapi Indonesia yang di jadikan sumbre daging adalah sapi Bali, Sapi Ongole, Sapi PO, (Peternakan Ongole) Dan sapi Madura. Selain itu juga sapi aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Pinang). Dari populasi sapi potong yang ada yang penyebaranya dianggap merata Masing-masing adalah : Sapi Bali, Sapi PO, Madura, Dan Brahman.
Sapi Bali berat badan mencapai (300 - 400 kg) Dan persentase karkasnya 56,9%, Sapi Aberdeen angus (Skotlandia) bulu berwarna hitam, Tidak bertanduk, Bentuk tubuh rata seperti papan, Dan dagingnya padat, Berat badan umur 1,5 tahun dapat mencapai (6,50 kg) Sehingga lebih cocok untuk di pelihara sebagai sapi Potong. Sapi Simental (Swiss) Bertanduk kecil, Bulu berarna coklat muda Atau Kekuning-kuningan. Dan pada bagian muka, Lutut kebawah dan jenis gelambir, Ujung ekor berwarna putih.
Seperti halnya sapi Brahman (Dari India) banyak di kembangkan di Amerika. Persentase karkasnya (45%). Keistimewaan sapi tersebut tidak terlalu selektif terhadap pakan yang di berikan. Jenis pakan, (Rumput dan pakan tambahan) Apapun yang akan di makanya, Termasuk pakan yang jelek sekalipun.Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan di terik matahari (Panas).
Manfaat
Pemeliharaan sapi potong sangat menguntungkan, Karena tidak hanya menghasilkan daging dan susu, Juga menghasilkan pupuk kandang dan juga sebagai tenaga kerja petani. Sapi-sapi juga dapat di pergunakan sebagai menarik gerobak, Kotoran sapi juga mempunyai nilai Ekonomis, Karena termasuk pupuk organik yang di butuhkan oleh semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi dapat menjadi sumber hara yang dapat memperbaiki Struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur. Semua organ tubuh sapi dapat di manfaatkan antara lain sebagai berikut :
1. Kulit : Sebagai bahan industri Tas, Sepatu, Ikat pinggang, Topi, Jaket, Dan sebagainya.
2. Tulang : Dapt diolah menjadi Bahan-bahan Perkat/Lem, Tepung tulang dan barang kerajinan.
3. Tanduk : Tanduk digunakan sebagai bahan kerajinan seperti : Sisir, Hiasan dinding dan masih banyak manfaat tanduk sapi bagi kepentingan manusia.
Persyaratan Lokasi
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah pada daerah yang letaknya cukup jauh dari permukiman penduduk, Tetapi mudah du capai oleh kendaraan, Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal (10 meter) Dan sinar matahari harus dapat menembus peralatan kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Dan pembuatanya dapat di lakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
Pedoman Teknis Budidaya
Penyiapan Sarana Dan Peralatan : Kandang dapat di buat dalam bentuk ganda atau tunggal, Tergantung dari jumlah sapi yang di miliki (Di ternak). Pada kandang tipe tunggal, Penempatan di lakukan pada satu baris atau satu jajaran, Sementara kandang yang bertipe ganda, penempatanya di lakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk Jalan.
Pembuatan kandang untuk tuuan penggemukan (Kereman) Yang biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang di pelihara hanya sedikit, Namun, Apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial. Dan ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.
Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih, Bertujuan untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit. Lantai tersebut di buat dari tanah yang padat atau semen, Dan mudah di bersihkan dari kotoran Sapi. Kemudian lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat. Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah di pakai harus di cuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, Seperti : creolin, lysol, Dan Bahan lainya.
Ukuran kandang yang di buat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah : (1,5 x 2 m) Atau (2,5 x 2 m) Sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah : (1,8 x 2 m) Dan untuk anak sapi cukup (1,5 x 1 m per ekor) dengan tinggi atas (+ 2 - 2,5 m) dari tanah. Temperatur di sekitar kandang (25 - 40 Derajat C) (Rata-rata 33 Derajat C) Dan kelembaban (75%). Lokasi pemeliharaan dapat di lakukan pada dataran rendah (100 - 500 m) Hingga dataran tinggi (> 500 m). Kandang untuk pemelihaaran sapi harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi konstruksi, Letak ukuran dan perlengkapan kandang.
Kontruksi Dan Letak Kandang
Kontruksi dan letak kandang sapi seperti rumah dari kayu, Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang di buat padat, Lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya, Dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Yang bermaksut adalah, Agar air tidak tamapak, Termasuk kencing.
1. Sapi mudah mengalir keluar lantai kandang tetap kering.
2. Bahan kontruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal.
3. Dari kayu yang kuat, Dan kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, Tetapi Agak.
4. Terbuka agar sirkulasi udara di dalam kandang lancar.
5. Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air munim yang bersih,
6. Air minum di berikan secara ad libitum, Yang artinya harus tersedia, dan tidak boleh kehabisan setiap saat.
7. Kandang harus terpisah dari rumah tempat tinggal dengan jarak minimal 10 meter.
8. Sinar matahari harus dapat menembus peralatan kandang, pembuatan kandang sapi dapat di lakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
Ukuran Kandang
Sebelum membuat kandang sebaiknya di perhitungkan terlebih dahulu jumlah sapi yang akan di pelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah : (1,5 x 2 m) Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m) dan untuk seeokor anak sapi cukup (1,5 x 1 m).
Perlengkapan Kandang
Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya di buat di luar kandang, Tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan di buat agak lebih tinggi agar pakan yang di berikan tidak di Injak-injak/Tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya di buat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.
Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur di dalamnya. Dan perlengkapan lain yang perlu di sediakan adalah : Sapu, Sikat, Sekop, Sabit, Dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang, Agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa di pakai untuk memandikan sapi.
Pembibitan
Persyaratan Ternak yang harus Di perhatikan Adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai tanda telinga.
2. Mantanya tampak cerah dan bersih.
3. Tidak terdapat Tanda-tanda sering butuh, Terganggu pernafasanya, dari hidung tidak keluar lendir.
4. Kukunya tidak terasa panas jika di raba.
5. Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.
6. Tidak terdapat adanya Tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.
7. Tidak ada Tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
8. Pusarnya bersih dan kering, Bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet masih berumur kurang lebih 2 hari.
Untuk menghasilkan daging, Pilihlah tipe sapi yang cocok, Yaitu jenis sapi bali, Sapi brahman, Sapi PO, Dan sapi yang cocok serta banyak di jumpai di daerah setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut :
1. Tubuh dalam, Besar, Berbentuk persegi empat/bola.
2. Kualitas dagingnya maksimum dan mudah di pasarkan.
3. Laju pertumbuhanya cepat.
4. efisiensi bahanya tinggi.
Pemeliharaan
Pemeliharaan sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan pengolaan kandang, Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah sebagai berikut :
1. Melindungi sapi dari hujan dan panas matahari.
2. Mempermudah perawatan dan pemantauan.
3. Menjaga keamanan dan kesehatan sapi.
Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga, Makin baik mutu dan jumlah pakan yang di berikan, Makin besar tenaga yang di timbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk Daging.
1. Sanitasi Dan Tindakan Preventif
Pada pemeliharaan secara intensif Sapi-sapi di kandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya. Sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasanya sulit di lakukan karena Sapi-sapi yang di pelihara di biarkan hidup Bebas.
2. Pemberian pakan
Pada umumnya setiap sapi membutuhkan makanan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, Sedang menyusui, Dan supaya tidak jenuh, memerlukan pakan yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitas. Pemberian pakan dapat di lakukan dengan 3 cara Yaitu : Penggembalaan (Pasture fattening), Kereman (dry lotfaatening) Dan kombinasi cara pertama dan yang kedua.
Penggembalaan di lakukan dengan melepas Sapi-sapi di padang rumput, yang biasnya di lakukan di daerah yang mempunyai tempat pengembalaan cukup luas. Juga memerlukan waktu sekitar (5 - 7 Jam per hari) Dengan cara ini maka tidak memerlukan ransum tambahan pakan penguat, Karena sapi telah memakan bermacam-macam jenis rumput.
Pakan dapat di berikan dengan cara di jatah/di suguhkan yang di kenal dengan istilah kereman. Sapi-sapi yang di kandangkan dan pakan di peroleh dari ladang, sawah dan tempat yang lainya. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badanya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa gaplek, ampas tahu, Yang di berikan denan cara dicampurkan dalam rumput di tempat pakan. Selain itu juga dapat di tambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini di kenal dengan istilah (Ransum).
Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaanya jenis hijauan di bagi menjadi 3 katagori, Yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah : Rumput-rumputan, Kacang-kacangan, (legu minosa) Dan tanaman hujau lainya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah : Rumput gajah, rumput raja, (King grass), daun turi, dan daun lamtoro.
Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja di keringkan dengan tujuan agar tahan di simpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah : jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, Dan sebagainya. Yang biasa di gunakan pada musim kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banayak mengandung serat kasar.
Hijauan segar dapat diawetkan menjadi silase, Secara singkat pembuatan silase tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut ini : Hijauan yang akan di buat silase di tutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hal dari proses inilah yang si sebut silase. Contoh silase yang telah Memasyarakat antara lain, silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dan silase yang lainnya.
3. Pemeliharaan Kandang
Kotoran di timbun pada tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+ 1 - 2 Minggu) Dan berubah menjadi pupuk kandang yang telah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (Agak terbuka) agar sirkulasi udara di dalam kandang berjalan lancar.
Air minum yang bersih haruslah tersedia di setiap saat, Dan tempat pakan dan minum sebainya di buat di luar kandang tetaapi masih di bawah atap. Tempat pakan di buat agak tinggi agar pakan di berikan tidak di Injak-injak atau bercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya di buat permanen berupa semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai. Sediakan juga peralatan untuk memandikan sapi tersebut.
Hama Dan Penyakit
1. Penyakit Antraks
Penyebab : Bacillus anthracis yang menular melalui kontak lansung, Makanan/minuman dan pernafasan.
Gejala Hama Penyakit Antraks :
1. Demam tinggi, Badan lemah dan gemetar,
2. Gangguan pernafasan.
3. Pembengkakan pada kelenjer dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul.
4. Kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina.
5. Kotoran ternak cair dan sering bercampur darah.
6. Limpa bengkak dan berwarna kehitaman.
Pengendalian : vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terimfeksi serta mengubur dan membakar Sapi yang mati.
2. Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) Atau Penyakit Apthae epizootica (AE).
Penyebab : Virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air dan benda lain yang tercemar kuman (AE).
Gejala :
1. Rongga mulut, Lidah, Dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening.
2. Demam atau panas, Suhu badan menurun draktis.
3. Nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali.
4. Air liur keluar berlebihan.
Pengendalian : Vakninasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.
3. Penyakit Ngorok/Mendekur Atau Penyakit (Septichaema epizootica) SE.
Penyebab : Bakter Pastyrella multocida. Penularanya melalui makanan dan minuman yang tercemar bekteri.
Gejala :
1. Kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, Berwarna merah dan kebiruan.
2. Leher, anus, dan vulva membengkak.
3. Paru-paru meradang selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua.
4. Demam dan sulit bernafas sehingga persis orang ngorok, Dalam keadaan yang sangat parah, Sapi akan mati dalam waktu antara (12 - 36 Jam).
Pengendalian : Vaksinasi anti SE dan di beri antobiotika atau sulva.
4. Penyakit Radang Kuku ATau Kuku Busuk (Foot rot).
Penyakit ini menyerang sapi yang di pelihara daam kandang yang basah dan kotor.
Gejala :
1. Mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh.
2. Kulit kuku mengelupas.
3. Tumbuh benjol yang menimbulkan rasa sakit.
4. Sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.
Pengendalian : Pengendalian penyakit sapi yang paling baik menjaga kesehatan sapi dengan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kebersihan kandang sapi serta peralatanya, Termasuk memandikan sapi tersebut.
2. Sapi yang sakit di pisakan dengan sapi yang sehat dan segera di lakukan pengobatan.
3. Mengusahakan lantai kandang selalu kering.
4. Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan di lakukan vaksinasi sesuai petunjuk.
Panen
1 Hasil Utama : Hasil utama dari budidaya sapi potong adalah dagingnya.
2. Hasil tambahan : Selain daging yang menjadi hasil budidaya, Kulit dan kotoranya juga sebagai hasil tambahan dari budidaya sapi potong.
Pasca Panen
1. Stoving : Ada beberapa prinsip teknis yang harus di perhatikan dalam pemotongan sapi agar diperoleh hasil pemotongan yang baik, Yaitu :
1. Ternak sapi harus di istirahatkan sebelum pemotongan.
2. Ternak sapi harus bersih, Bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat mencemari daging.
3. Pemotongan ternak haruslah di lakukan secepat mungkin, Dan rasa sakit yang di derita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara tuntas.
4. Semua proses yang di lakukan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis (Mikroorganisme) pencemar seminimal mungkin.
Pengulitan
Pengulitan pada sapi yang telah di sembelih dapat di lakukan dengan menggunakan pisau tumpul atau kikir agar kulit idak rusak, Kulit sapi dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yang menempel, Jika telah bersih, Dengan alat perentang yang di buat dari kayu, Kulit sapi di jemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam posisi sudut 45 derajat.
Pengeluaran Jaroan
Setelah sapi di kuliti, Isi perut (visceral) atau yang sering di sebut dengan jeroan di keluarkan dengan cara menyayat karkas (Daging) pada bagian perut sapi.
Pemotongan Karkas
Akhir dari suatu peternakan sapi potong adalah : Menghasilkan Karkas berkualitas dan berkuantitas tinggi sehingga recahan daging yang dapat di komsumsipun tinggi. Seekor ternak sapi dianggap baik apabila dapat menghasilkan karkas sebesar (59%) dari bobot tubuh sapi tersebut dan akhirnya akan di peroleh (46, 50%) recahan daging yang dapat di komsumsi sehingga dapat di katakan bahwa dari seekor sapi yang di potong tidak akan seluruhnya menjadi karkas, Dan dari seluruh karkas tidak akan seluruhnya menghasilkan daging yang dapat di komsumsi manusia. Oleh karena itu, Untuk menduga hasil karkas dan daging yang akan diperoleh, Dilakukan penilaian Terlebih dahulu sebelum ternak sapi potong. Di negara maju terdapat Spesifikasi untuk pengkelasan (Grading) terhadap steer, heifer, dan cow yang akan di potong.
Karkas di belah menjadi 2 bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri, Dan karkas tubuh bagian kanan. Karkas di potong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha, belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging, lemak, tulang dan tendon. Pemotongan karkas harus mendapat penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi rusak, Terutama kualitas dan (hygienitasnya) Sebab kondisi karkas di pengaruhi oleh peran (Mikroorganisme) selama proses pemotongan dan pengeluaran jeroan.
Daging dari karkas mempunyai beberapa golongan kualitas kelas sesuai dengan lokasinya pada rangka tubuh. Daging kualitas pertama adalah daging di daerah paha (round) kurang lebih (20%), Dan yang nomor 2 adalah daging di daerah pinggang (loin) kurang lebih (17%), terus nomor yang ke 3 adalah daging pada daerah punggung dan tulang rusuk (rib) kurang lebih (9%) Yang ke 4 adalah daging pada daerah bahu (chuck) lebih kurang (26%) Dan yang ke 5 adalah daging pada daerah dada (brisk) lebih kurang (5%), Terus yang ke 6 daging pada daerah perut (frank) lebih kurang (4%), Dan yang ke 7 adalah daging pada daerah rusuk bagian bawah sampai perut bagian bawah (Palte dan suet) lebih kurang (11%), Dan yang ke 8 adalah daging pada bagian kaki depan (foreshank) Lebih kurang (2,1%) Persentase Bagian-bagian dari karkas tersebut di hitung dari berat karkas (100%).
Persentase recahan karkas di hitung sebagai berikut : Persentase recahan karkas = Jumlah berat recahan/berat karkas x 100%. Istilah untuk sisa karkas yang dapat di makan tersebut (edible offal), Sedangkan yang tidak dapat di makan di sebut (inedible offal) Misalnya, tanduk, bulu, saluran kemih, dan bagian lain yang tidak dapat di makan.
Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda
0 Response to "Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu) "
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Sesuai Dengan Topik Pembahasan
Komentar Yang Mengandung Link Aktif Kami Anggap Sebagai Spam..!!